Vrydag 17 Mei 2013
Donderdag 09 Mei 2013
Ilmul-Yaqiin
Pikiran manusia dibekali dengan
fakultas (kemampuan) untuk menarik kesimpulan logis dengan menerapkan
rasionalitas terhadap informasi yang tersedia dan fakta yang pasti. Dengan
kemampuan ini, pikiran manusia dapat menarik kesimpulan yang logis yang dapat diterima.
Sebuah peribahasa umum yang berbunyi 'dimana ada asap disana ada api',
merangkum semua pemikiran ini. Pengetahuan tentang eksistensi, bentuk dan sifat
dari api yang sudah ada dalam diri seseorang, akan menjadikannya mampu untuk
menyimpulkan bahwa adanya api tersebut karena telah melihat ciri atau tandanya
- asap adalah salah satunya. Kesaksian adanya asap akan mengarahkan setiap
pikiran rasional untuk menyimpulkan adanya api, karena pengetahuan umum;
'dimana ada asap disitu ada api'. Mereka yang yang mengetahui api menghasilkan
asap akan membuat kesimpulan akan adanya api ketika ia melihat asap. Oleh
karena itu prasyarat untuk tingkat kepastian ini adalah 'ilmu/pengetahuan'.
Istilah Bahasa Arab untuk 'ilmu' adalah 'ilm dan Bahasa Arab untuk
'kepastian' adalah 'yaqiin'. Dengan demikian istilah Arab yang digunakan oleh
Al-Qur'an untuk kepastian yang berdasarkan pengetahuan adalah 'ilmul-yaqiin.
Kita baca dalam Al-Qur'an "Sekali-kali
tidak! Jika kamu mengetahui hakikat itu dengan ilmu yakin.(102:5). Pada tingkat ilmul-yaqiin,
orang beriman dan para pencari Tuhan yakin kepada Tuhan bukan karena merasakan
langsung wujud-Nya, namun berdasarkan deduksi dari fakta-fakta yang terletak
dalam batas-batas pengetahuannya. Pada dasarnya ia percaya pada hal ghaib yang
dalam istilahnya adalah 'imaan bil Ghaib, yang berarti 'percaya pada yang
ghaib'. Meskipun para pencari Tuhan belum merasakan keberadaan Tuhan; gambaran
Tuhan dalam hatinya yang membuatnya gelisah, banyaknya kesaksian yang
meyakinkan tentangke beradaan Tuhan yang diberikan oleh banyak orang yang jujur
dan suci, keberadaan dan kesempurnaan tertib alam semesta, penerimaan
doa-doanya di saat-saat kesusahan dan transfer ilmu yang bersifat ghaib dari
sumber Yang Maha Ghaib kepada manusia seperti dirinya, membawanya kepada
kesimpulan akan keberadaan Tuhan. Ia memang belum melihat api itu sendiri,
tetapi setelah menyaksikan asap, ia berkesimpulan bahwa api memang harus ada.
Teken in op:
Plasings (Atom)